.::Selamat datang di situs Resmi Panitia Musyawarah Besar XI PPI MAROKO-Nantikan rangakain acaranya hanya di PPI Maroko::.

Saturday, August 2, 2008

Si Jujur & Si Berani (Stimulan bagi Pemimpin)

Kidier sidi labash. ?? Mizyan. ?? bikher. ??Gaung MUBES XI sudah semakin marak untuk diperbincangkan dan hanya tinggal menunggu bom waktu, segenap panitia baik OC maupun SC selalu berusaha merancang bagaimana acara besar ini dapat sukses dan berjalan dengan lancar. Dan berbagai dukungan pun datang dari berbaik pihak. KBRI Rabat maupun mahasiswa tindak mau kalah untuk meramaikan dan mensukseskan acara ini.Pada sesi publikasi kali ini ada sebuah kisah sebagai stimulan teruntuk diri kita masing-masing dan para pemimpin nantinya.

Ada sebuah kisah dimana Seorang raja yang memasuki usia senja ingin mencari penggantinya. Berbeda dengan kebiasaan, ia tak menunjuk anak-anak maupun pembantu terdekatnya. Ia justru memanggil para pemuda di negeri itu dan berpidato di hadapan mereka. "Aku akan mengadakan sayembara. Kalian semua akan mendapatkan sebuah biji. Tanamlah biji ini, rawatlah, dan kembalilah setahun lagi dengan tanaman kalian masing-masing. Bagi yang memiliki tanaman terbaik akan langsung kutunjuk menjadi raja menggantikanku!"

Seorang pemuda bernama Fulan (bkn nama sebenarnya) terlihat amat antusias. Ia menanam biji itu, dan menyiraminya tiap hari. Tapi sampai sebulan berlalu belum tumbuh apa-apa. Setelah 6 bulan, para pemuda mulai membicarakan tanaman mereka yang tumbuh tinggi, namun pot Fulan masih kosong. Badu tak mengatakan apapun pada teman-temannya. Ia tetap menunggu bijinya tumbuh.

Setahun berlalu. Semua pemuda membawa tanamannya kepada raja. Semula Fulan enggan, namun ibunya mendorongnya pergi dan berbicara apa adanya. Raja menyambut para pemuda seraya memuji tanaman yang mereka bawa. "Kerja kalian luar biasa. Tanaman kalian bukan main indahnya. Aku akan menunjuk seorang dari kalian menjadi raja yang baru!"

Tiba-tiba raja yang melihat Fulan berdiri di belakang memanggilnya. Badu panik, "Jangan-jangan aku akan dibunuh," pikirnya. Suasana kontan ricuh dengan ejekan dan cemoohan hadirin menyaksikan potnya yang kosong. "Diam semuanya!" teriak raja. Ia menoleh pada Fulan, kemudian mengumumkan, "Inilah raja kalian yang baru!" Semua terkejut.

Bagaimana mungkin orang gagal yang menjadi raja? Raja melanjutkan, "Setahun lalu, aku memberi kalian sebuah biji untuk ditanam. Tapi yang kuberikan adalah biji yang sudah dimasak dan tak dapat tumbuh. Kalian semua telah menggantinya dengan biji yang lain. Hanya Fulan yang memiliki KEJUJURAN dan KEBERANIAN untuk membawa pot dengan biji yang kuberikan. Karena itu dialah yang kuangkat menggantikanku!

Kisah di atas adalah salah satu tipikal seorang pemimpin yang didambakan, Sehubungan dengan itu semua, Tidak lama lagi kita akan mengadakan sebuah pesta besar yang biasa disebut oleh anggota PPI dan masyarakat Indonesia di Maroko dengan Musyawarah Besar (MUBES). Dari Kisah diatas diharapkan muncullah seorang pengganti estafeta kepemimpinan organisasi kita yang diharapkan seorang leader yang berani dan jujur selama dalam koridor yang benar.

Ada 2 kata penting yang dapat diambil dari cerita di atas. Pertama, kejujuran. Inilah dasar perilaku seseorang. Di zaman Nabi, ada seorang yang bertobat dan ingin menata dirinya. Tips nabi sederhana saja: "Jangan Bohong!" Orang ini senang karena Nabi tak melarang hal-hal yang lain. "Kalau cuma jangan bohong sih mudah," pikirnya. Maka ia pun melakukan apa yang biasa dilakukannya. Namun tidak bisa dibayangkan ketika sebuah element dipimpin oleh seorang penguasa ang dzalim dan hari-harinya penuh kebohongan.

Jadi kejujuran akan membawa perubahan mendasar pada diri seseorang pemimpin. Tapi tanpa keberanian, kejujuran takkan membawa perubahan bagi orang banyak. Kejujuran hanya menghasilkan pengikut (follower) bukan pemimpin. Untuk bisa merubah masyarakat dibutuhkan keberanian.

Masalahnya, dari manakah datangnya keberanian? Keberanian datang kalau kita mampu menaklukkan rasa takut. Rasa takut inilah sumber segala macam kejahatan di dunia ini. Contohnya, perasaan marah. Sebenarnya, hanya jika Anda merasa takutlah Anda akan marah. Coba renungkan kapan terakhir kali Anda marah. Teruskan renungan Anda. Telusurilah rasa takut yang tersembunyi di balik kemarahan Anda. Apa yang Anda takutkan hilang dan direnggut dari diri Anda? Ketakutan itulah yang membuat Anda marah.

Sekarang lihatlah hal-hal di sekitar kita. Kenapa AS menyerang Afganistan.?Kenapa terjadi Kristenisasi? Kenapa ada dongeng Raudatul Jannah? Dan kenapa pula masih ada Otoriterisasi Pemimpin.? Jawaban semua pertanyaan diatas adalah: RASA TAKUT. Jadi sebenarnya bukan kekuasaan itu yang berbahaya. Yang berbahaya adalah rasa takut kehilangan kekuasaan!

Kedua, kita tidak berani karena kita memilki keterikatan dan ketergantungan yang besar dengan segala sesuatu di luar kita : keluarga, harta benda, jabatan, kawan, kesenangan, dsb. Kenapa kita tak berani membekukan hubungan diplomatik dengan AS? Atau tak usahlah jauh-jauh. Kenapa Anda tak berani mengeritik atasan yang jelas-jelas berbuat salah? Kenapa Anda tak bicara apa adanya pada sahabat Anda? Rasa takut yang ada menunjukkan bahwa kita belum mandiri. Kebahagiaan dan rasa aman kita masih bersumber pada sesuatu di luar diri kita!

Berkenaan dengan sebuah pesta besar MUBES yang akan kita laksanakan nanti, Panitia yakin bahwa disetiap diri masing-masiang anggota PPI telah terdapat benih pemimpin namun karena rasa takut itulah yang selalu menghantuinya sehingga enggan ataupun malu untuk memulai. Bukankan Allah SWT dalam Firman-Nya telah menjadikan kita semua ini sebagai “Khalifah fil ‘ard” yaitu pemimpin di muka bumi ini. Bukankan kita sama-sama pernah mendengar orang bijak berkata.”Siap dipimpin dan siap memimpin”.

Namun harapan jauh lebih penting dari kita semua adalah dapat memunculkan seorang pemimpin yang berani dan jujur. Seorang pemimpin bertivikal pemberani seperti layaknya seorang sahabat Nabi Khubaib bin Ady yang mengorbankan segalanya tanpa didasari rasa takut, mendahulukan kepentingan umum dari golongan (Taqdiem al-‘am ‘alal Kaum). Dan dapat memberikan sumbangsih besar kepada segenap bawahannya.

Pada akhirnya, tanggal 10 Agustus 2008 nantilah jawaban itu semua akan terkuak. Sampaikan semua aspirasi dan pendapat kita. Karena disanalah kita akan memberikan kepercayaan akan dibawa kemanakah PPI kita. Siapakah yang layak untuk membawa misi dan visi PPI kedepan.?? Jawaban ada di tangan segenap anggota PPI.

To be Continued.....!!

Mari kita bersama sukseskan MUBES XI ini. « Melalui Regenerasi kita kembangkan potensi dan semangat berorganisasi »

0 comments: