.::Selamat datang di situs Resmi Panitia Musyawarah Besar XI PPI MAROKO-Nantikan rangakain acaranya hanya di PPI Maroko::.

Thursday, August 14, 2008

Selamat & Sukses untuk Sdr. Asep Sutisna (Ketua PPI Maroko periode 2008-2009)

Pada tanggal 10 Agustus 2008 yang lalu, bertempat di Aula Asrama Souissi II Rabat, PPI Maroko telah mencatat satu momentum penting dari siklus organisasi dengan melaksanakan kembali Musyawarah Besar (MUBES) XI PPI Maroko. Dengan acara tersebut, kinerja setahun kepengurusan periode 2007-2008 dievaluasi, serta menetapkan prioritas program-program kerja kedepan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Melalui momentum MUBES XI ini pula, PPI Maroko telah mengamanatkan kepada salah seorang generasi terbaiknya untuk meneruskan tongkat estafet organisasi dan melakukan lompatan-lompatan prestasi baik dalam intern PPI Maroko maupun dalam cakupan yang lebih luas BK-PPI (Badan Kerja sama Perhimpunan Pelajar Indonesia) Se-timur tengah dan sekitarnya. Dan insya allah mulai tanggal 17 Agustus 2008, PPI Maroko akan melantik secara resmi Saudara ASEP SUTISNA. Lc. sebagai ketua PPI Maroko terpilih Periode 2008-2009 sekaligus sebagai SEKJEN BKPPI Setimur tengah dan sekitarnya menggantikan Saudara FAUZAN ADZIM. D.E.S.A. Periode 2007-2008.

Dengan berpijak pada hasil-hasil yang telah dicapai oleh Pengurus sebelumnya, semoga lompatan-lompatan besar dapat kembali digapai oleh pengurus selanjutnya. Dan kami dari Panitia MUBES XI PPI Maroko 2008 mengucapkan Selamat dan Sukses kepada Saudara Asep Sutisna Lc, sebagai ketua PPI Maroko terpilih sekaligus sebagai SEKJEN BKPPI Setimur tengah dan sekitarnya Periode 2008-2009. Se-moga segala usaha dan kerja keras, dapat menjadikan PPI Maroko dan BKPPI Setimur tengah dan Sekitarnya lebih Berjaya dan selalu menghasilkan karya-karya besar untuk kemajuan umat. Semoga....!!

Saturday, August 9, 2008

UMAR DAN ABU BAKAR

Study Literatur sosok Kepemimpinan


Ketika Khalifah Abu Bakar Shiddiq dalam keadaan sakit menjelang kewafatannya, sempat memanggil ‘tangan kanan’nya Umar Ibn Khatthab menghadap. Setelah menguji konsistensi dan ketegasan sahabatnya itu, sang Khalifah berterus terang mengemukakan keinginannya agar Umar bersedia menggantikannya sebagai khalifah sepeninggalnya. “Jangan , Abu Bakar!” tukas Umar sepontan, “Aku tidak memerlukan jabatan khalifah itu.”

“Tetapi kekhalifahan memerlukanmu, Umar;” sahut Khalifah, “Aku khawatir maut menjemputku dan meninggalkan rakyat tanpa khalifah lalu terjadi seperti apa yang terjadi di Saqiefah dulu.”

“Tunjuklah penggantimu selain aku!”

“Siapa?”

“Abu ‘Ubaidah, misalnya. Dia Amienul Ummah, Kepercayaan Umat.”

“ Memang itu sudah aku pikirkan juga, Umar, namun aku tidak melihat pada diri ‘Ubaidah Ibn Jarrah kekuatan seperti yang ada pada dirimu. Dia memang dapat dipercaya; tapi aku ingin orang kuat yang dapat dipercaya. Al-qawiyyul amien!” Kaum muslimin saat ini menghadapi dua singa, Parsi dan Rum. Mereka dihadapkan kepada hanya dua pilihan: Ataukah mereka akan menyinari dunia dengan cahaya Islam, atau dunia akan memadamkan cahaya Islam.”

“Allah akan menyempurnakan cahaya Islam, betapa pun orang-orang kafir tidak senang.”

“Allah menyempurnakan cahaya Islam melalui hamba-hambaNya yang patut, yang berjuang, yang ikhlas!”

“Bagaimana kau memilihku, wahai Khalifah, sedang aku sering berbeda pendapat denganmu?”

“Justru itu yang memperkuat pilihanku. Aku ingin seorang yang bila mengatakan tidak, ia mengatakannya dengan sepenuh hati; bila mengatakan ya, ia mengatakannya sepenuh hati.”

Mereka terus berdebat saling bertukar argumentasi. Yang satu bersikeras meminta, yang lain bersikeras menolak. Didesak terus, akhirnya Umar yang perkasa itu pun menangis. “Abu Bakar, aku mengkhawatirkan diriku, agamaku, dan akheratku …” “Wahai Umar, dalam urusan kekuasaan ini ada dua orang yang celaka: pertama, orang yang berambisi menjadi penguasa padahal dia tahu bahwa ada orang lain yang lebih pantas dan lebih mampu daripada dirinya. Kedua, orang yang menolak ketika diminta dan dipilih padahal dia tahu dirinyalah yang paling pantas dan paling mampu; dia menolak semata-mata karena lari dari tanggungjawab dan enggan berkhidmah kepada umat.”

“Wahai Abu Bakar, demi persahabatan dan kecintaanku kepadamu, jauhkanlah aku dari beratnya hisab di hari Kiamat kelak!” “Kau lupa, Umar; imam yang adil kelak akan dipayungi Allah di hari tiada payung kecuali payungNya.” Umar semakin keras menangis, “Imam yang adil ya; tapi aku?”

“Kau juga. Kau juga, Umar!” “Besok di hari Kiamat, kau tidak bisa menolongku apa-apa, Abu Bakar, bila Allah menghendaki menghukumku.” “Wahai Umar anak Ibu Umar; bukan demikian Allah ditakwai dengan sebenarnya. Bukankah kau tahu ayat yang longgar turun selalu dibarengi dengan ayat yang keras dan sebaliknya, agar orang mukmin selalu dalam harap dan cemas. Tidak mengharap dari Allah sesuatu yang ia tidak berhak atasnya dan tidak cemas atas sesuatu yang diletakan Allah di tangannya. Bila setiap orang yang mempunyai tanggungjawab tidak melaksanakannya karena takut kepada Allah, niscaya takut kepada Allah akan berubah menjadi buruk sangka kepadaNya. Dan akan rusaklah tatanan dan tersia-siakanlah hak-hak mustadl’afin.” “Apakah tidak ada orang lain selain aku yang lebih pantas dan mampu?” “Baiklah, mari kita nilai dirimu. Maukah kau dengan sejujur-jujurnya menilai dirimu sendiri?”

“Baik.” “Katakan, demi Allah yang mengetahui apa yang ada dalam hatimu, apakah kau melihat orang yang lebih pantas memegang jabatan ini melebihimu?” “Aku tidak meragukan bahwa ada orang yang lebih baik katimbang aku.” “Jawab pertanyaanku, wahai Umar, apakah kau melihat di antara kaum muslimin setelah aku, ada orang yang lebih kuat katimbang dirimu dalam mempertahankan kedaulatan mereka?”

Umar menahan deras air matanya dan menjawab lirih, “Allahumma Laa. Memang tidak.”

“Alhamdulillah!” “Tapi kau harus bermusyawarah terlebih dahulu dengan orang-orang, wahai Abu Bakar.” “Aku akan melakukannya, Umar. Hambatan yang terberat sudah kulalui, insya Allah yang lain akan lebih mudah.”

Kisah di atas yang bersumber dari Malhamah Umar-nya Ali Ahmad Baktsier. Siapa tahu dalam suasana demam kepemimpinan dan obsesinya orang-orang yang mengharapkan jabatan dimana banyak orang ngiler mencalonkan diri menjadi penguasa demi sebuah kepentingan, orang dapat mengambil pelajaran dari tokoh-tokoh salaf kita itu. Terakhir, Siapapun orangnya nanti yang akan memimpin PPI setahun kedepan mudah-mudahan berimbas baik kepada kita semua dan dapat menyampaikan aspirasi suara para anggota sehingga dapat mewujudkan segala harapan, misi dan visi PPI demi kelangsungan Organisasi tersebut. ada orang bijak yang mengatakan “Berjasalah, Tapi jangan minta Jasa”.



Friday, August 8, 2008

Hasil polling

Wahai kawan, para remaja berfikirlah dalam melangkah agar tidak menyesal akhirnya…Begitulah kurang lebih pesan rhama irama dalam sebuah lirik lagunya yang berjudul “Darah Muda” dimana beliau berpesan bahwa berfikirlah yang harus dikedepankan oleh tiap para pemuda agar tidak menyesal dikemudian harinya. Suara gemuruh gendang, sorakan para audience, DJ yang dikomandoi oleh Mas Dede, serta ditambah dengan goyangan para peserta lomba karaoke semakin membuat suasana tersebut seakan kita berpartisipasi mengenang perjuangan para pahlawan terdahulu. Dalam rangka memeriahkan HUT RI ke 63, kontes KBRI yang pada kali ini kontes tersebut diberi nama “mendadak dangdut”, para peserta dituntut benar-benar untuk menjadi pedangdut dadakan..alias..bisa tidak bisa yang penting kita meriahkan HUT RI ke 63.

Di sela-sela para pedangdut mania, panitia MUBES XI tidak menyia-nyiakan waktu tersebut, dalam suasana yang bias dibilang santai dan rileks ini sengaja panitia menyebarkan selebaran tentang angket yang berisikan “Menurut anda, siapakah calon ketua PPI Maroko periode 2008-2009..?? pilih ketua PPI Favorit anda. Dalam rangka memilih orang no wahid di kubu organisasi mahasiswa, panitia tidak hanya memberikan kepada anggota PPI, melainkan kepada staff KBRI bahkan element masysrakat Indonesia di Maroko, guna dapat mewadai dan menampung semua aspirasi dari segi element.

Alunan nada-nada dangdut, para peserta pun tetap serius dalam menjargonkan.kira-kira siapa ketua yang akan membawa PPI setahun kedepan. Tak lama kemudia, panitia pun mengumpulkan kembali angket polling yang sudah disebarkan, setibanya panitia di bumi permai secretariat PPI, kami pun menghitung dan mengkalkulasikan suara yang bersumberkan dari masyarakat Indonesia. Berikut Hasil Polling Bakal Calon ketua PPI 5 suara terbesar :

  1. M. Sabiq el Hady : 18 Suara
  2. Asep sutisna : 10 Suara
  3. Arwani syaerozy : 9 Suara
  4. Indra Warman : 9 suara
  5. Iman Mursalin : 5 suara
Nb : Hasil polling ini hanya bersifat sementara dan tidak berpengaruh dalam pemilihan Calon Ketua PPI Periode 2008-2009. Bravo MUBES XI.

Monday, August 4, 2008

Mengapa Mesti Memilih Asep (M3A) ???.

Oleh: Boureqreq

"Banyak berita yang beredar, hanya satu yang benar", begitu bunyi iklan berita TV One. Dari sekian banyak calon ketua PPI-Maroko periode 2008-2009, hanya satu yang tepat. Ketepatan ini bukan tanpa alasan. Mengikuti logika Al-Qur'an, "Qul hatu burhanakum in kuntum shadiqin", ada 5 alasan mengapa memilih Asep.

Alasan pertama, Asep yang paling lama di Maroko. Dari sekian calon yang disebutkan dalam jejak pendapat, maka Asep yang paling lama di Maroko. Walaupun Indra Warman satu pesawat dengan Asep, tapi dari pengamatan tim investigasi, maka Asep terlebih dahulu menginjakkan kaki di Muhammad V Aeroport. Mungkin bagi yang tidak setuju akan berdalih dengan mengatakan, onta juga lebih lama di Arab. Analogi seperti itu keliru, karena Asep bukan onta, walaupun tingginya mungkin lebih kurang sama. Lamanya seseorang di suatu tempat, maka itu akan memberikan pengaruh terhadap sikap, tindakan dan keputusannya. Saya yakin, dari sekian banyak calon yang disebutkan dalam jejak pendapat itu, Hanya Asep saja yang mengetahui tentang Zanqoh 50 Dirham di Kenitra. Karena memang banyak hal-hal yang bisa diketahui dan dicermati hanya lewat perjalanan waktu, Karena kita bukan USB atau komputer yang bisa menerima informasi dengan satu Klik saja. Informasi-informasi itulah yang mendukung seorang pemimpin PPI kedepan dalam menentukan sikap dan tindakannya.

Kedua, Sifat kuat dan amanah. Menurut surat Al Qashash ayat ke 26, seorang pemimpin itu mesti kuat dan amanah. Sewaktu putri Syu'aib menawarkan Musa sebagai pekerja, dua sifat itulah yang ia sebutkan kepada Syu'aib, tapi Syu'aib tidak langsung menerimanya, ia bertanya kepada putrinya, "Darimana engkau tahu kalau Musa itu kuat dan amanah?". Putri Syu'aib menjawab, "Aku tahu dia kuat, sewaktu kami ingin mengambil air dari sumur itu, ada batu besar yang menutupi sumur itu yang hanya bisa dipindahkan oleh 30 orang, tapi Musa mengangkatnya sendirian. Aku tau dia memiliki sifat amanah, sewaktu kami berjalan, aku berada di depannya, angin bertiup kencang sehingga lekuk tubuhku kelihatan, ia memintaku agar berjalan di belakangnya". Mungkin Anda juga akan bertanya, "Darimana kamu tahu kalau Asep itu kuat dan amanah?". Kalau putri Syu'aib hanya bisa memberi dua jawaban, maka terlalu banyak jawaban untuk seorang Asep. Sayyidul Ayyam yang berjalan selama ini, aktifitas PPI bidang penerbitan, teknologi, komunikasi, kepanitiaan berbagai kegiatan, semua itu menjadi jawabannya. Bagi yang telah ikut mengharungi lautan PPI yang telah dipukul ombak dihembas gelombang pasti mengetahui kekuatan dan sikap amanah yang dimiliki Asep Sutisna.

Ketiga, dilihat dari namanya. Makna kata Asif menurut kamus Jamharat Al-Lughah adalah Al-Ajir, yaitu orang yang dipekerjakan. Ini sesuai dengan firman Allah: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita)" (Qs. Al Qashash: 26). Kalau dalam konteks ayat ini putri Syu'aib meminta kepada Syu'aib agar mempekerjakan Musa, karena Musa dianggap kapabel untuk itu. Maka dalam konteks ini warga PPI-Maroko meminta Asif Al-Ajir itu untuk dipekerjakan menjadi ketua PPI periode 2008-2009.

Keempat, fleksibilitas. Selama saya mengenal Asep, dia seorang yang fleksibel. Bisa menempatkan diri dalam situasi dan kondisi apa pun. Ketika berkumpul dengan para penasehat, dia bisa "setua" para penasehat itu, apakah dalam gaya bicara, sopan santun, tata krama dan sebagainya. Ketika gabung dengan kawan-kawan junior, dia bisa lebih gaul dengan gaya rambut anak muda 2008-an. Gaya seperti inilah yang diharapkan dari seorang pemimpin. Karena pemimpin itu adalah perekat umat. Bagaimana umat bisa bersatu kalau "lem"nya tidak bisa merekat atau melekat. Dalam ungkapan lain bisa dikatakan mengakar kebawah, memucuk keatas.

Kelima, kreatif dan innovatif. Kata syair, "Inna al-kalama lafi al-fu'adi, wa inna ma ju'ila al-lisan 'ala al-fu'adi dalila". Kata yang sesungguhnya itu berada di dalam hati, lidah diciptakan untuk mencetuskan apa yang tersirat di dalam hati itu. Demikian juga dengan perbuatan, tempatnya juga di dalam hati. Tapi kita tahu apakah seseorang itu berbuat, kreatif dan inofatif dari tindakannya yang mewakili hati.

Sebenarnya masih banyak alasan lain, Namun untuk mengikuti sunnah ganjil "Sesungguhnya Allah itu Maha Ganjil, suka kepada yang ganjil-ganjil" (HR. Bukhari dan Muslim), Cukuplah lima ini saja dulu. Kalau benar dari Tuhan, kalau salah karena kekeliruan Boureqreq.

Saturday, August 2, 2008

Si Jujur & Si Berani (Stimulan bagi Pemimpin)

Kidier sidi labash. ?? Mizyan. ?? bikher. ??Gaung MUBES XI sudah semakin marak untuk diperbincangkan dan hanya tinggal menunggu bom waktu, segenap panitia baik OC maupun SC selalu berusaha merancang bagaimana acara besar ini dapat sukses dan berjalan dengan lancar. Dan berbagai dukungan pun datang dari berbaik pihak. KBRI Rabat maupun mahasiswa tindak mau kalah untuk meramaikan dan mensukseskan acara ini.Pada sesi publikasi kali ini ada sebuah kisah sebagai stimulan teruntuk diri kita masing-masing dan para pemimpin nantinya.

Ada sebuah kisah dimana Seorang raja yang memasuki usia senja ingin mencari penggantinya. Berbeda dengan kebiasaan, ia tak menunjuk anak-anak maupun pembantu terdekatnya. Ia justru memanggil para pemuda di negeri itu dan berpidato di hadapan mereka. "Aku akan mengadakan sayembara. Kalian semua akan mendapatkan sebuah biji. Tanamlah biji ini, rawatlah, dan kembalilah setahun lagi dengan tanaman kalian masing-masing. Bagi yang memiliki tanaman terbaik akan langsung kutunjuk menjadi raja menggantikanku!"

Seorang pemuda bernama Fulan (bkn nama sebenarnya) terlihat amat antusias. Ia menanam biji itu, dan menyiraminya tiap hari. Tapi sampai sebulan berlalu belum tumbuh apa-apa. Setelah 6 bulan, para pemuda mulai membicarakan tanaman mereka yang tumbuh tinggi, namun pot Fulan masih kosong. Badu tak mengatakan apapun pada teman-temannya. Ia tetap menunggu bijinya tumbuh.

Setahun berlalu. Semua pemuda membawa tanamannya kepada raja. Semula Fulan enggan, namun ibunya mendorongnya pergi dan berbicara apa adanya. Raja menyambut para pemuda seraya memuji tanaman yang mereka bawa. "Kerja kalian luar biasa. Tanaman kalian bukan main indahnya. Aku akan menunjuk seorang dari kalian menjadi raja yang baru!"

Tiba-tiba raja yang melihat Fulan berdiri di belakang memanggilnya. Badu panik, "Jangan-jangan aku akan dibunuh," pikirnya. Suasana kontan ricuh dengan ejekan dan cemoohan hadirin menyaksikan potnya yang kosong. "Diam semuanya!" teriak raja. Ia menoleh pada Fulan, kemudian mengumumkan, "Inilah raja kalian yang baru!" Semua terkejut.

Bagaimana mungkin orang gagal yang menjadi raja? Raja melanjutkan, "Setahun lalu, aku memberi kalian sebuah biji untuk ditanam. Tapi yang kuberikan adalah biji yang sudah dimasak dan tak dapat tumbuh. Kalian semua telah menggantinya dengan biji yang lain. Hanya Fulan yang memiliki KEJUJURAN dan KEBERANIAN untuk membawa pot dengan biji yang kuberikan. Karena itu dialah yang kuangkat menggantikanku!

Kisah di atas adalah salah satu tipikal seorang pemimpin yang didambakan, Sehubungan dengan itu semua, Tidak lama lagi kita akan mengadakan sebuah pesta besar yang biasa disebut oleh anggota PPI dan masyarakat Indonesia di Maroko dengan Musyawarah Besar (MUBES). Dari Kisah diatas diharapkan muncullah seorang pengganti estafeta kepemimpinan organisasi kita yang diharapkan seorang leader yang berani dan jujur selama dalam koridor yang benar.

Ada 2 kata penting yang dapat diambil dari cerita di atas. Pertama, kejujuran. Inilah dasar perilaku seseorang. Di zaman Nabi, ada seorang yang bertobat dan ingin menata dirinya. Tips nabi sederhana saja: "Jangan Bohong!" Orang ini senang karena Nabi tak melarang hal-hal yang lain. "Kalau cuma jangan bohong sih mudah," pikirnya. Maka ia pun melakukan apa yang biasa dilakukannya. Namun tidak bisa dibayangkan ketika sebuah element dipimpin oleh seorang penguasa ang dzalim dan hari-harinya penuh kebohongan.

Jadi kejujuran akan membawa perubahan mendasar pada diri seseorang pemimpin. Tapi tanpa keberanian, kejujuran takkan membawa perubahan bagi orang banyak. Kejujuran hanya menghasilkan pengikut (follower) bukan pemimpin. Untuk bisa merubah masyarakat dibutuhkan keberanian.

Masalahnya, dari manakah datangnya keberanian? Keberanian datang kalau kita mampu menaklukkan rasa takut. Rasa takut inilah sumber segala macam kejahatan di dunia ini. Contohnya, perasaan marah. Sebenarnya, hanya jika Anda merasa takutlah Anda akan marah. Coba renungkan kapan terakhir kali Anda marah. Teruskan renungan Anda. Telusurilah rasa takut yang tersembunyi di balik kemarahan Anda. Apa yang Anda takutkan hilang dan direnggut dari diri Anda? Ketakutan itulah yang membuat Anda marah.

Sekarang lihatlah hal-hal di sekitar kita. Kenapa AS menyerang Afganistan.?Kenapa terjadi Kristenisasi? Kenapa ada dongeng Raudatul Jannah? Dan kenapa pula masih ada Otoriterisasi Pemimpin.? Jawaban semua pertanyaan diatas adalah: RASA TAKUT. Jadi sebenarnya bukan kekuasaan itu yang berbahaya. Yang berbahaya adalah rasa takut kehilangan kekuasaan!

Kedua, kita tidak berani karena kita memilki keterikatan dan ketergantungan yang besar dengan segala sesuatu di luar kita : keluarga, harta benda, jabatan, kawan, kesenangan, dsb. Kenapa kita tak berani membekukan hubungan diplomatik dengan AS? Atau tak usahlah jauh-jauh. Kenapa Anda tak berani mengeritik atasan yang jelas-jelas berbuat salah? Kenapa Anda tak bicara apa adanya pada sahabat Anda? Rasa takut yang ada menunjukkan bahwa kita belum mandiri. Kebahagiaan dan rasa aman kita masih bersumber pada sesuatu di luar diri kita!

Berkenaan dengan sebuah pesta besar MUBES yang akan kita laksanakan nanti, Panitia yakin bahwa disetiap diri masing-masiang anggota PPI telah terdapat benih pemimpin namun karena rasa takut itulah yang selalu menghantuinya sehingga enggan ataupun malu untuk memulai. Bukankan Allah SWT dalam Firman-Nya telah menjadikan kita semua ini sebagai “Khalifah fil ‘ard” yaitu pemimpin di muka bumi ini. Bukankan kita sama-sama pernah mendengar orang bijak berkata.”Siap dipimpin dan siap memimpin”.

Namun harapan jauh lebih penting dari kita semua adalah dapat memunculkan seorang pemimpin yang berani dan jujur. Seorang pemimpin bertivikal pemberani seperti layaknya seorang sahabat Nabi Khubaib bin Ady yang mengorbankan segalanya tanpa didasari rasa takut, mendahulukan kepentingan umum dari golongan (Taqdiem al-‘am ‘alal Kaum). Dan dapat memberikan sumbangsih besar kepada segenap bawahannya.

Pada akhirnya, tanggal 10 Agustus 2008 nantilah jawaban itu semua akan terkuak. Sampaikan semua aspirasi dan pendapat kita. Karena disanalah kita akan memberikan kepercayaan akan dibawa kemanakah PPI kita. Siapakah yang layak untuk membawa misi dan visi PPI kedepan.?? Jawaban ada di tangan segenap anggota PPI.

To be Continued.....!!

Mari kita bersama sukseskan MUBES XI ini. « Melalui Regenerasi kita kembangkan potensi dan semangat berorganisasi »

Monday, July 28, 2008

Mubes XI PPI Maroko: Aspirasi, Potensi dan Semangat

Oleh: Arwani Syaerozi*

Ketika Steering Committee (SC) mengadakan rapat perdana (Kamis, 24/7/08), saya dan teman-teman dalam tim mencoba merancang kerangka perhelatan tahunan kali ini. Setelah hari dan tanggal perhelatan ditetapkan, tema besar yang diangkat dalam Musyawarah Besar (MUBES) pun disepakati. Kemudian dengan melihat realitas dan wacana yang berkembang, tema kali ini adalah: "Melalui regenerasi, kita kembangkan potensi dan semangat berorganisasi".

Pergantian pucuk pimpinan organisasi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko yang tinggal menghitung hari, adalah di antara Sunnatullah yang dimanifestasikan melalui perhelatan akbar tahunan ini. Dan dalam momen ini juga, kinerja kepengurusan lama akan dinilai, rancangan program kerja kepengurusan berikutnya akan dibahas, dan konstitusi organisasi yang tercermin dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) akan ditinjau ulang, semua ini sebagai proses untuk membawa komunitas lebih profesional dalam berorganisasi, sekaligus meng- update dalam berserikat.

Semenjak PPI Maroko mengemban amanat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjend) Badan Kerjasama Persatuan Pelajar Indonesia (BK-PPI) se Timur Tengah dan Sekitarnya setahun yang lalu (2007), mau tidak mau potensi dan semangat berorganisasi komunitas pelajar dan mahasiswa Indonesia di Maroko harus kembali digenjot. Sebab jejaring dengan "dunia luar", kecakapan dalam menata manajemen organisasi, dan kecerdasan dalam membaca peluang serta menampung aspirasi, mutlak membutuhkan personal-personal yang mumpuni dan solid dalam bekerja.

Ada banyak aspirasi dan ide brilyan yang dimiliki oleh beberapa teman kita selama perjalanan kepengurusan 2007-2008, ada inovasi dan pandangan cemerlang yang mengiringi hari-hari berorganisasi. Di sisi lain, ada benih-benih "kelelahan" dan nuansa monoton dalam berorganisasi, ada provokasi dan emosi yang meluap-luap, bahkan ada pula yang memandang remeh hidup berorganisasi, padahal kita semua sadar bahwa manusia adalah makhluk sosial yang lebih singkron dengan pilihan hidup berorganisasi.

Semua ini adalah fenomena riil yang hadir ditengah-tengah kita, kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri, kecenderungan yang perlu segera direspon dalam format idealnya, bukan malah diremehkan atau sengaja dibungkam dan dimarjinalkan. Dalam tahapan ini, adagium rakyat yang menyatakan "sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit" sangat tepat untuk kita jadikan sebagai pijakan dalam memulai langkah menuju titik ideal. Yang di situ tercipta sikap saling menghargai dan menjunjung tinggi etika berorganisasi.

Bagaimana pun, di antara fungsi organisasi sebagai proses kaderisasi kepemimpinan telah mengharuskan kita serius untuk terjun di dalamnya. Nus-nus (setengah-setengah) akan menghasilakn result yang tanggung, atau mengutip dialek orang Maroko "waluu ya…akhuy…!", dan bukankah "man jadda wajad" (siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berhasil). Demikian juga dengan keberhasilan PPI Maroko dalam menahkodai BK-PPI se Timur Tengah dan Sekitarnya, semua tergantung pada keseriusan dan kesungguhan kita.

Akhirnya, melalui perhelatan MUBES XI PPI Maroko yang akan diselenggarakan beberapa hari kedepan, semoga saja bermacam aspirasi anggotanya bisa ditampung untuk didiskusikan, beragam potensi yang dimiliki oleh individu-individu anggotanya mampu dikembangkan, dan tentunya semangat berorganisasi teman-teman bisa kembali dikobarkan. Yang pada gilirannya akan tercipta kader-kader bangsa yang mengusai medan sesuai zaman. Semoga dan semoga…..

* Penulis adalah Steering Committee (SC) Musyawarah Besar (MUBES) XI 2008.